Sekilas tentang Bonpay
Bongpay adalah bagian terpenting dari makam tradisional Tionghoa, namun sekilas berbeda2 dalam bentuk dan cara penulisannya sesuai dengan bentuk makam yang mempunyai sedikit perbedaan dari zaman ke zaman. Di masa Dinasti Tang, bongpay diletakkan di tengah2 makam dan biasanya ada dituliskan riwayat hidup mendiang pemilik makam. Di zaman Dinasti Sung, ada pahatan gambar pada bongpay. Bentuk makam dengan bongpay di depan dan sistem penulisannya yang sekarang lumrah kita lihat adalah bentuk dan sistem penulisan mulai dari zaman Dinasti Ming dan diteruskan sampai sekarang sehingga kalau ditilik telah berumur lebih dari 600 tahun. Cara penulisan dan pembacaannya adalah dari kanan
ke kiri dan atas ke bawah.
Yang pertama adalah mu qiu atau tempat dimana peti jenazah dikuburkan. Bagian ke dua terdiri dari beberapa bagian. Kemudian ada tembok yang mengelilingi mu gui, bagian depan disekeliling dibelakang batu nisan disebut mu an qian kao yang diartikan tembok yang mengelilingi peti jenazah dikuburkan dan dibagian belakang disebut mu an hou kao. Tepat dibelakang batu nisan, disebut mu jian atau bahu. Didepan batu nisan ada meja.
Jika kita ke kuburan orang Tionghoa, kita bisa lihat di sisi kiri dan kanan depan batu nisan ada bangunan atau tembok yang mengelilingi ruang di depan batu nisan.Paling depan dibagian ke dua adalah mucheng atau tembok yang membatasi kuburan dengan tempat diluar. Ini melambangkan yang meninggal itu tetap menjadi satu bagian dari keluarga yang ditinggalkan. Mucheng dibuat karena berdasarkan keyakinan bahwa 2 dunia itu memiliki pembatas. Fungsi mu an semacam benteng dari erosi tanah yang disebabkan oleh hujan dan bentuk kuburan yang bulat sebenarnya memiliki fungsi sebagai pembuangan air.
Untuk ukuran kuburan, biasanya menggunakan meteran fengshui. Meteran fengshui ini sebenarnya terbagi 2 bagian yaitu meteran Wengong dan meteran Dinglan. Meteran yang digunakan untuk kuburan adalah meteran Dinglan. Menurut kepercayaan Tiongkok purba, manusia yang meninggal adalah Yin dan kembali ke Yin atau bumi. Bongpay (Mu Bei = Mandarin) adalah sebutan dalam dialek Hokkian untuk papan nisan pada makam tradisional Tionghoa yang biasanya terbuat dari batu, marmer ataupun batu sejenis lainnya. Di atas bongpay biasanya terdapat tulisan-tulisan dalam karakter Han yang mengandung makna dan nilai artistik tersendiri. Bongpay biasanya selain menuliskan mengenai mendiang pemilik makam tadi, juga melambangkan bakti dari anak cucu sang mendiang.
Demikianlah sekilas bongpay yang lumrah kita lihat dalam makam tradisional Tionghoa. Sekarang ini, di beberapa negara yang kekurangan lahan, cara pemakaman yang dipopulerkan pemerintah adalah dengan pembakaran dan kemudian ditempatkan dalam rumah abu. Di sini, setiap abu jenazah mempunyai bilik2 tersendiri dan bongpay-nya otomatis juga menjadi kecil sesuai kebutuhan. Semoga informasi yang pas-pasan ini dapat bermanfaat, dan mohon koreksi serta tambahan bila ada kesalahan maupun kekurangan.
Yang pertama adalah mu qiu atau tempat dimana peti jenazah dikuburkan. Bagian ke dua terdiri dari beberapa bagian. Kemudian ada tembok yang mengelilingi mu gui, bagian depan disekeliling dibelakang batu nisan disebut mu an qian kao yang diartikan tembok yang mengelilingi peti jenazah dikuburkan dan dibagian belakang disebut mu an hou kao. Tepat dibelakang batu nisan, disebut mu jian atau bahu. Didepan batu nisan ada meja.
Jika kita ke kuburan orang Tionghoa, kita bisa lihat di sisi kiri dan kanan depan batu nisan ada bangunan atau tembok yang mengelilingi ruang di depan batu nisan.Paling depan dibagian ke dua adalah mucheng atau tembok yang membatasi kuburan dengan tempat diluar. Ini melambangkan yang meninggal itu tetap menjadi satu bagian dari keluarga yang ditinggalkan. Mucheng dibuat karena berdasarkan keyakinan bahwa 2 dunia itu memiliki pembatas. Fungsi mu an semacam benteng dari erosi tanah yang disebabkan oleh hujan dan bentuk kuburan yang bulat sebenarnya memiliki fungsi sebagai pembuangan air.
Untuk ukuran kuburan, biasanya menggunakan meteran fengshui. Meteran fengshui ini sebenarnya terbagi 2 bagian yaitu meteran Wengong dan meteran Dinglan. Meteran yang digunakan untuk kuburan adalah meteran Dinglan. Menurut kepercayaan Tiongkok purba, manusia yang meninggal adalah Yin dan kembali ke Yin atau bumi. Bongpay (Mu Bei = Mandarin) adalah sebutan dalam dialek Hokkian untuk papan nisan pada makam tradisional Tionghoa yang biasanya terbuat dari batu, marmer ataupun batu sejenis lainnya. Di atas bongpay biasanya terdapat tulisan-tulisan dalam karakter Han yang mengandung makna dan nilai artistik tersendiri. Bongpay biasanya selain menuliskan mengenai mendiang pemilik makam tadi, juga melambangkan bakti dari anak cucu sang mendiang.
Demikianlah sekilas bongpay yang lumrah kita lihat dalam makam tradisional Tionghoa. Sekarang ini, di beberapa negara yang kekurangan lahan, cara pemakaman yang dipopulerkan pemerintah adalah dengan pembakaran dan kemudian ditempatkan dalam rumah abu. Di sini, setiap abu jenazah mempunyai bilik2 tersendiri dan bongpay-nya otomatis juga menjadi kecil sesuai kebutuhan. Semoga informasi yang pas-pasan ini dapat bermanfaat, dan mohon koreksi serta tambahan bila ada kesalahan maupun kekurangan.
Komentar
Posting Komentar