Guci Abu | Guci Larung | Guci Abu Jenazah Marmer


Guci Larung merupakan sebuah guci untuk menyimpan abu yang sudah dikremasi dan bukan akhir dari segalanya. Kremasi sendiri merupakan proses percepatan pembusukan yang akan dialami semua makhluk hidup. Selanjutnya kita harus menghormati , mengenang, dan merawat. Oleh karena itu Kita wajib memberikan yang terbaik untuk yang meninggalkan kita. Karena orang tua atau keluarga yang bersama kita selamahidup pasti mempunyai jasa, kenangan ataupun mencintai kita.

Dari ritual jawa juga ada ritual leluhur ajaran agama Hindu - Budha. Dahulu kala ini merupakan sebuah tradisi dari para Raja - raj Hindu Budha untuk menyimpan jenazah di sebuah candi. Mereka membangun sebagai lambang kejayaan sebuah negara dan penghormatan terakhir untuk para raja dan keluarganya.

Abu Kremasi harus di perhatikan penyempurnaanya. Berikut ini cara penyempurnaan abu kremasi ke peristirahatan terakhir:

  • Dikebumikan di pemakaman dengan nisan di atasnya
  • disemayamkan di kolumbarium / Rumah Abu
  • Dilarung dan khusus katolik / kristen dengan membenamkan ke dasar Laut. (tidak boleh ditebar ke permukaan Laut)

Guci Abu jenazah biasanya di taruh di rumah atau tempatkan di kolumbarium / rumah abu. Kolumbarium / columbarium atau ada juga yang meng istilahkan mausoleum adalah sebuah bangunan yang difungsikan sebagai rumah abu atau tempat persemayaman abu jenazah.  Kalau untuk jenazah yang dikubur biasanya disebut kuburan. Kolumbarium berisi lemari seperti loker kaca biasanya ukuran per loker 30 cm x 30 cm. Terdapat plat nama dan bunga. Di dalam loker biasanya dipasanga foto- foto dari keluarga sebagai kenangan- kenangan.


Kelebihan tempat abu jenazah dari marmer tentunya adalah lebih awet daripada dibuat dari kayu dan akan terasa lebih nyaman digunakan daripada terbuat dari logam. Guci dari logam akan sangat mudah mengalami korosi.

Dari fengshui juga ada yang mengatakan guci abu dari marmer sangat bugus untuk kemakmuran anak dan keturunannya. Menyimpan abu jenazah orang yang dicinta dalam guci terbaik telah memberikan sebuah rumah tinggal / tempat bersemayam selamanya. Tempat terbaik akan membawa kedamaian, kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran yang berlimpah untuk ahli waris.



Komentar

  1. Yg menyarankan dibenamkan gucinya ke dalam laut itu cuman dari gereja Katolik aja. Kalo gereja Kristen Protestant ngak ada aturan tersebut.

    BalasHapus
  2. bisa tahu harganya brp per biji tempat abu dan ukuranya?
    Terima kasih,
    Narendra

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngijing dalam Budaya Jawa

Sekilas tentang Bonpay